Pada hari itu, 12 Rabi’ul Awwal 11 H / 6 Juni 632 M, Madinah berduka.
Manusia agung Pembawa Risalah itu telah berpulang keharibaan kekasihnya
Yang Maha Tinggi.
Ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Aisyah ra. bahwa dia berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
pulang kepadaku pada hari itu, beliau masuk dari arah masjid, lalu
berbaring di pangkuanku. Selanjutnya, masuklah ke rumahku seorang lelaki
dari keluarga Abu Bakar dengan menggenggam sebatang siwak yang masih
hijau. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memandang tangan
orang itu dengan suatu pandangan yang dapat aku mengerti bahwa beliau
menginginkan siwak itu. Aku pun bertanya, “Ya Rasul Allah, apakah engkau ingin kuberi siwak ini?”
“Ya,” jawab beliau.
Siwak itu pun aku ambil, lalu aku kunyahkan untuk beliau sampai lunak, kemudian aku berikan kepada beliau.
Beliau pun lalu menggunakan siwak itu kuat-kuat, tak pernah sama
sekali aku melihat beliau menggunakan siwak sekuat waktu itu, kemudian
siwak itu beliau letakkan. Aku merasakan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam semakin berat pada pangkuanku. Aku pun beranjak melihat wajahnya, tiba-tiba mata beliau menatap tajam seraya mengucapkan, “Bahkan (aku memilih) ar-Rafiq al-A’la dalam surga.”
Aku pun berkata, “Engkau telah disuruh memilih, maka engkau pun memilih, demi Allah Yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran.”
“Akhirnya, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pun meninggal,” demikian kata Aisyah mengakhiri riwayatnya.
Sumber: Manhaj Haraki, Syaikh Munir Muhammad Ghadban, Rabbani Press.
0 komentar:
Posting Komentar
Apabila selesai baca Jangan lupa komentar saudaraku, tapi yang sopan ya....