Mahmud Shalih Audah
|
|
|
|
Sepanjang
sejarah, Yahudi berhasil menorehkan prestasi-prestasi. Yang terpenting
di bidang keuangan dan ekonomi. Ini menjadikan mereka bertahan dimanapun
mereka berada di dunia, meski jumlah mereka sedikit. Kebanyakan mereka
bangga dengan “kecerdasan akal yahudi” di balik kekuatan itu. Sementara
selain mereka silau dengan kecerdasan yahudi.
Namun
apakah benar, kecerdasan akal yahudi masih berhak menerima “pelangi
besar” di sekilingnya saat ini? Ataukah pelangi itu semakin mengecil
dibanding yang dibayangkan banyak orang?
Beberapa
pekan lalu seorang pemuda yang diyakini berasal dari Saudi membuka
kedok kecilnya kecerdasan Israel. Pemuda yang menjuluki dirinya OXOmar
dan mengaku Wahabi dalam emailnya. Sang hacker ini mampu membobol
ratusan kartu kredit warga Yahudi. Ia juga mengetahui terlebih dahulu
penutupan situs bursa Israel dan situs perusahaan El Al Airlines
Israel.
Ini bukti ketidakmampuan Israel
menghadapi kemampuan seorang Muslim Arab. pemuda itu telah membuka aurat
Israel dalam bidang komputer, hitech, teknik militer, dan keamanan
dengan teknologi canggih. Bahkan menjebol teknologi yang diklaim paling
canggih di dunia. Bahkan hacker Oxomar bukan hanya menjebol situs-situs
dan mencuri data, ia menantang Mossad untuk menangkapnya dengan jeda dua
pekan. Sayangnya Mossad tak berani.
“Teroris
eletronik” ini ternyata membuat gusar Israel. Israel berusaha
meminimalisir serangan eletronik ini. Namun justru pertahanan Israel
dalam hal alamat email Israel terbobol. Apalagi situs wakil Menlu Israel
Dany Ayalon juga dihack oleh sejumlah orang setelah ia mengeluarkan
kecaman terhadap pembobolan tersebut.
Israel
tidak berdaya menghadapi serangan ini. Ini adalah bukti krisis
“kecerdasan Yahudi”. Apalagi itu terjadi pada saat sangat jarang orang
percaya terhadap Israel alias kredibilitasnya runtuh. Hal itu bukan
hanya terjadi di dunia Arab Islam saja, namun dunia secara umum menolak
“logika zionis” yang memimpin “kecerdasan Yahudi” sejak 100 tahun lalu.
Kecerdasan
itu bergantung kepada manipulasi sejarah dan pemutar balikan fakta.
Selai itu juga bergantung kepada pemanfaatan narasi emosional. Semua
zionis sekarang ini mencari pembenaran atas apa yang semua dilakukan
oleh entitas yang dianggap pernah dizhalimi oleh sejarah “Holocoust”
dengan membuang sejarah bangsa lain.
Selama
ini rezim-rezim Arab silau dengan kecerdasan Yahudi. Kini ada potensi
di kalangan bangsa Arab Muslim yang mampu terlibat dalam melakukan
perang spikis terhadap Israel. Maka seharusnya negara-negara Arab pasca
revolusi ini memayungi mereka dan memberikan ruang. (bsyr)
0 komentar:
Posting Komentar
Apabila selesai baca Jangan lupa komentar saudaraku, tapi yang sopan ya....