Assalamu Alaikum, Selamat Datang Saudaraku  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Singgah memanggil Pertemuan

Seperti kita semua, kita punya asa yang tinggi asa untuk berbuat dan asa yang menjadi.. 

dalam keheningan malam, setitik cahaya bersinar di awan, benar itu adalah bintang, sinarnya mempercantik semesta, kadang kita berpikir indah dan senang bisa singgah di bintang yang indah itu, indah rasanya terbang ke langit bebas, tanpa ada ikatan, mencari manusia terbaik yang pernah di ciptakan, bercerita suka dan duka, bertawa dan bersedu sedan..

ini adalah kisah yang tergerak dari hati terdalam karena sesadar diri ini yakin tanggal yang terus berganti, tapi diri belum merona ketepian mimpi
saya sekarang berjalan, berjalan dan berkelana seluas-luasnya
dan ini singgahan saya ..

saya pernah singgah bagaimana pun juga pernah, pun kini saya berada dalam singgahan agung nuansa islam bingkai masjid kampus, dan saya berpikir saya tidak akan lama lagi membersamai ini semua, saya akan melanjutkan kelana-an ini, singgah ini tak boleh lama, ya tak boleh lama..

Pertemuan saya akan saya lanjutkan sebentar lagi dengan orang yang berwarna-warni, dengan cita dan rasa nya , saya yakin bahwa saya bisa..

sekali lagi saya masih memandang ke atas awan, bintang masih indah

Ya Rabb, saya ingin singgah di belahan bumi sana, Wagenigen Holand University, masih dalam sadaran logika, bismillah semoga mimpi yang sadar ini membawa arti dan merosonansi segala asa…semua ini untuk yang ada di tepian sana,

Lihatlah, air mata ini mengalir, hanya untuk mu kekasihku.. untuk yang berada di ujung sana, yang sedang menunggu saya….(Mozard, Die Zauberflote), karena bayangan ini indah satu saat nanti, bayangan ini akan meperjelas betapa kuasa Tuhan.. Tetap bersyukur dan berusaha sekuat-kuatnya..

Dan aku tetap bersujud di mihrabMu…

Buitenzorg, 30 januari 2011
akhir van benjamin

http://www.islamedia.web.id/2012/02/singgah-memanggil-pertemuan.html
21.51 | 0 komentar

Krisis Kecerdasan Yahudi


 Mahmud Shalih Audah

Sepanjang sejarah, Yahudi berhasil menorehkan prestasi-prestasi. Yang terpenting di bidang keuangan dan ekonomi. Ini menjadikan mereka bertahan dimanapun mereka berada di dunia, meski jumlah mereka sedikit. Kebanyakan mereka bangga dengan “kecerdasan akal yahudi” di balik kekuatan itu. Sementara selain mereka silau dengan kecerdasan yahudi. 

Namun apakah benar, kecerdasan akal yahudi masih berhak menerima “pelangi besar” di sekilingnya saat ini? Ataukah pelangi itu semakin mengecil dibanding yang dibayangkan banyak orang? 

Beberapa pekan lalu seorang pemuda yang diyakini berasal dari Saudi membuka kedok kecilnya kecerdasan Israel. Pemuda yang menjuluki dirinya OXOmar dan mengaku Wahabi dalam emailnya. Sang hacker ini mampu membobol ratusan kartu kredit warga Yahudi. Ia juga mengetahui terlebih dahulu penutupan situs bursa Israel dan situs perusahaan  El Al Airlines Israel. 

Ini bukti ketidakmampuan Israel menghadapi kemampuan seorang Muslim Arab. pemuda itu telah membuka aurat Israel dalam bidang komputer, hitech, teknik militer, dan keamanan dengan teknologi canggih. Bahkan menjebol teknologi yang diklaim paling canggih di dunia. Bahkan hacker Oxomar bukan hanya menjebol situs-situs dan mencuri data, ia menantang Mossad untuk menangkapnya dengan jeda dua pekan. Sayangnya Mossad tak berani. 

“Teroris eletronik” ini ternyata membuat gusar Israel. Israel berusaha meminimalisir serangan eletronik ini. Namun justru pertahanan Israel dalam hal alamat email Israel terbobol. Apalagi situs wakil Menlu Israel Dany Ayalon juga dihack oleh sejumlah orang setelah ia mengeluarkan kecaman terhadap pembobolan tersebut. 

Israel tidak berdaya menghadapi serangan ini. Ini adalah bukti krisis “kecerdasan Yahudi”. Apalagi itu terjadi pada saat sangat jarang orang percaya terhadap Israel alias kredibilitasnya runtuh. Hal itu bukan hanya terjadi di dunia Arab Islam saja, namun dunia secara umum menolak “logika zionis” yang memimpin “kecerdasan Yahudi” sejak 100 tahun lalu. 

Kecerdasan itu bergantung kepada manipulasi sejarah dan pemutar balikan fakta. Selai itu juga bergantung kepada pemanfaatan narasi emosional. Semua zionis sekarang ini mencari pembenaran atas apa yang semua dilakukan oleh entitas yang dianggap pernah dizhalimi oleh sejarah “Holocoust” dengan membuang sejarah bangsa lain. 

Selama ini rezim-rezim Arab silau dengan kecerdasan Yahudi. Kini ada potensi di kalangan bangsa Arab Muslim yang mampu terlibat dalam melakukan perang spikis terhadap Israel. Maka seharusnya negara-negara Arab pasca revolusi ini memayungi mereka dan memberikan ruang. (bsyr)

21.36 | 0 komentar

Katakan Tidak Untuk Gosip

Penulis: Ferawati

Di gosok makin sip, itulah gosip. Sepertinya gosip sudah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat kita. Mengetahui keburukan orang lain adalah sudah menjadi trend, sehingga saat di manapun dan sedang melakukan kegiatan apapun rasanya tidak afdhal jika tidak dibumbui dengan gosip. Gosip atau buah bibir atau desas desus adalah selenting berita yang tersebar luas dan sekaligus menjadi rahasia umum di publik yang kebenarannya diragukan atau merupakan berita negatif. Gosip identik dengan ibu-ibu atau kaum wanita, tetapi ternyata banyak juga kaum laki-laki yang menyukai gosip. Gosip biasanya menyebar dari mulut ke mulut.

Bigos alias biang gosip adalah sebutan untuk mereka yang suka bergosip atau memperbincangkan orang lain. Bisa dipastikan Anda tidak akan mendapatkan manfaat apapun ketika Anda mengetahui keburukan orang lain. Anda tidak akan mendapatkan hadiah tetapi Anda justru akan mendapatkan image/pandangan tidak baik dari lingkungan sekitar Anda. Untuk masalah dosa atau pahala itu urusan Tuhan, tetapi menurut hemat saya semua agama pasti mengajarkan kebaikan dan tidak membenarkan ketika seseorang memperbincangkan keburukan orang lain.

Saat bergosip, biasanya dilakukan dengan semangat dan menggebu-gebu, merasa dirinya paling benar, manusia paling suci, tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Ibarat peribahasa “Semut yang jauh di seberang lautan tampak, sedangkan gajah di pelupuk mata tidak tampak”. Tapi pernahkah kita memikirkan apa akibatnya untuk orang yang sedang kita gosipkan? Pernahkah kita sedikit saja memikirkan perasaannya dan juga keluarganya. Dan bagaimana jika yang digosipkan itu adalah kita? Jika kita mengetahuinya, mungkin sedih, kecewa, marah, sakit hati, dan lain-lain. Ketahuilah seperti itu juga yang dirasakan oleh orang yang sedang kita bicarakan itu. Gosip yang berlebihan bisa menimbulkan efek negatif seperti, timbulnya fitnah, pertengkaran, putusnya silaturahim, dendam dan bahkan pembunuhan.

Jika Anda termasuk orang-orang yang tidak suka gosip, pertahankan! Bagaimana cara menghindari gosip? Ini jawabnya:
  1. Tanamkan dalam diri kita bahwa kita tidak akan mendapatkan manfaat apapun dengan Anda mengetahui keburukan orang lain
  2. Pandai-pandailah membuat analogi. Jika yang dibicarakan itu adalah kita, bagaimana perasaan kita? Seperti itu juga perasaan orang yang sedang kita perbincangkan. Kemudian ingatlah juga, bagaimana perasaan orang tuanya terutama ibunya saat mengetahui anaknya menjadi buah bibir.
  3. Ingatlah Tuhan maha mendengar dan maha mengetahui apa yang dilakukannya oleh hambanya, dan balasan Tuhan itu pasti ada dan juga adil
  4. Saat pembicaraan kita sudah mulai mengarah ke gosip, segeralah putar arah ganti topik pembicaraan kita
  5. Jika kita bertemu dengan orang-orang yang kita anggap para bigos, sebisa mungkin hindari, tetapi tetap dengan menjaga hubungan baik dengan mereka. Cari celah untuk memasukkan nilai-nilai positif kepada mereka.
  6. Bergosip termasuk salah satu penyakit hati, jadi rajin-rajinlah beribadah agar penyakit hati tersebut tidak menjangkiti kita
  7. Gosip bisa menyebabkan retak dan hancurnya suatu hubungan
SO… KATAKAN TIDAK UNTUK GOSIP, semoga bermanfaat.

21.09 | 0 komentar

Konsep Diri Unggul

Susunan Konsep Diri
Konsep Diri seseorang yang terbentuk dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya memiliki susunan berikut ini:
• Aku Diri
Aku Diri adalah Persepsi diri tentang diri sendiri. Aku diri merupakan seperti yang aku pahami. Ia merupakan pemahaman subjektif diri sendiri tentang kondisi objektif diri. Ada pemahaman yang terbentuk secara tidak sadar dan ada yang terbentuk secara sadar. Setiap kita mengetahui bahwa kita itu seperti yang kita pahami. Aku diri melahirkan kesadaran internal atas diri sendiri. Kesadaran ini membentuk penilaian atas diri yang disebut self esteem (harga diri)

• Aku Sosial
Aku Sosial adalah Persepsi orang lain tentang diri sendiri. Ia merupakan pemahaman subjektif orang lain tentang kondisi objektif diri. Pemahaman orang lain tentang diri bisa mempengaruhi diri orang tersebut. Aku Sosial melahirkan kesadaran internal atas diri lingkungan. Kesadaran ini membentuk penilaian atas diri menurut lingkungan yang disebut self image (citra diri)

• Aku Ideal
Aku ideal adalah kondisi akhir yang diinginkan bagi diri sendiri. Aku ideal merupakan visi dan proyeksi diri di masa depan. Aku ideal ini melahirkan kesadaran internal atas misi hidup. Kesadaran atas kondisi yang diinginkan akan membentuk ideal self (ideal diri)

Rogers menyatakan bahwa Konsep Diri individu yang sehat adalah ketika konsiten dengan pikiran, pengalaman dan perilaku. Konsep Diri yang kuat bisa mendorong seseorang menjadi fleksibel dan memungkinkan ia untuk berkonfrontasi dengan pengalaman atau ide baru tanpa merasa terancam.

Konsep Diri Unggul (Excellent Self Concept) adalah ketika ada keselarasan aku diri dan aku sosial dengan panduan aku ideal yang bersumber dari nilai-nilai dan ajaran universal dari Sang Maha Pencipta.
Namun pada faktanya, dalam ruang kepribadian seseorang terkadang ada dominasi salah satu di antara ketiganya. Ada orang yang dominan Aku Dirinya, ada yang dominan Aku Sosialnya, dan ada yang dominan Aku Idealnya.

Anis Matta Lc menyatakan bahwa dominasi salah satu di antara ketiganya akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang. Berikut adalah gambarannya:

Orang yang Aku Diri terlalu dominan dibandingkan Aku Sosial dan Aku Ideal biasanya memiliki ciri percaya diri tinggi, realistis, pragmatis, tertutup, narsis, egois dan sangat Mandiri tapi tidak mampu bekerja sama
Orang yang Aku Sosialnya terlalu dominan dibandingkan Aku Diri dan Aku Ideal biasanya memiliki ciri kehilangan jati dirinya yang asli, sangat bergantung kepada dukungan lingkungan, tidak bisa mandiri, minder/ rendah diri, dikendalikan secara eksternal oleh lingkungan, dan bisa bekerja sama, tapi tidak berpengaruh
Orang yang Aku Idealnya terlalu dominan dibandingkan Aku Diri dan Aku Sosial biasanya memiliki ciri cenderung menjadi pemimpi, tidak realistis, biasa bersemangat tapi juga tidak berdaya, retoris tapi tidak punya rencana aksi yang nyata, optimis tapi tidak produktif, dan bisa bekerja sama tapi tidak punya bidang kontribusi yang jelas

Gambaran Al Qur’an
Akumulasi dari Aku Diri, Aku Sosial dan Aku Ideal akan membentuk konsep diri kita. Yang terbaik tentu saja ada keselarasan di antara ketiga hal tersebut. Sebagai contoh adalah yang diungkapkan dalam Al Qur’an:
“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah "Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah muslimin (orang-orang yang berserah diri). Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah ).” (QS Ali Imran ayat 52-53)

Ayat ini teramat jelas menggambarkan doa para pengikut Nabi Isa a.s. yang berbunyi, “Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah ).” Inilah doa berupa harapan dan keinginan mereka untuk termasuk golongan syahidin (yang menjadi saksi atas keesaan Allah SWT). Doa itulah visi dan misi hidup mereka. Itulah Aku Ideal Mereka.

Selain itu, Aku Diri mereka tampak jelas dalam statemen "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah muslimin (orang-orang yang berserah diri)”. Ya, mereka memiliki persepsi bahwa diri mereka adalah muslim dan mereka tidak malu untuk mendeklarasikan keislaman mereka kepada dunia. Inilah Aku Diri.

Kemudian, sejarah pun mencatat bahwa para pengikut setia Nabi Isa a.s. berkorban keringat, air mata, bahkan nyawa untuk membela agama Allah bersama Sang Nabi. Maka mereka diberi gelar hawariyyun (Sahabat setia). Masyarakat pun menjadi saksi atas konsistensi, persistensi dan resistensi mereka dalam membela Allah. Sang Pencipta pun mengakui dan mengabadikan dalam kitab suci-Nya. Pandangan di luar diri mereka inilah yang disebut Aku Sosial.

Pada hakikatnya syahidin = muslimin = hawariyyun adalah sama karena intinya orang yang beriman kepada-Nya dan komitmen dengan ajaran-ajaran-Nya. Tidak ada jarak lagi antara Aku Diri, Aku Sosial dan Aku Ideal mereka. Ayat tersebut memberi contoh konsep diri unggul (excellent self concept) yang menjadikan mereka sebagai pribadi unik yang menyejarah!

Berbeda dengan Yudas Iskariot yang mengaku beriman kepada Allah dan kenabian Isa a.s. tapi justru bersekongkol dengan Yahudi yang hendak membunuh Nabi Isa a.s. Terjadi kekacauan dalam Aku Diri, Aku Sosial dan Aku Idealnya. Maka Yudas Iskariot justru diserupakan oleh Allah dengan Nabi Isa sehingga dia sendiri yang menjadi korban penyaliban, sementara Nabi Isa a.s. diselamatkan oleh Allah SWT. Sejarah pun mengabadikan Yudas Iskariot sebagai pengkhianat.
Lalu, bagaimanakah susunan konsep diri kita?

H. Indra Kusumah, S.Psi., M.Si., CHt.
Direktur LMT TRUSTCO Bandung
19.45 | 1 komentar

KIPRAH KEWANITAAN

GALLERY FOTO

Cari Artikel di Sini

Counters


Categories